REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – 1.000 hari pertama kehidupan (HPK) harus fokus untuk mendukung perkembangan dan pertumbuhan otak anak, kata Hasto Verduyo, Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN). Tahap ini merupakan masa emas anak.
Masih banyak masyarakat yang belum mengetahui bahwa tahap 1000 HPK merupakan masa emas anak, khususnya dalam perkembangan otaknya, kata Histo di Jakarta, Selasa (12/12/2023). BKKBN: Tumbuh Kembang Otak Anak Harus Diperhatikan Sejak 1.000 HPK
Ia mengatakan, pada periode ini sel-sel otak tumbuh sangat pesat dan serabut serta cabang saraf berkembang sehingga menciptakan jaringan otak dan saraf yang kompleks. Obat Sirup Dilarang Beredar, Bolehkah Menggerus Obat Tablet untuk Anak?
“Sangat disayangkan masyarakat masih belum mengetahui bahwa cetakan manusia berada pada 1.000 HPK, setelah tahap itu mahkotanya ditutup oleh Tuhan, tulang-tulangnya tercampur, tidak ada ruang lagi, itu menunjukkan pikiran tidak berkembang. Lebih banyak lagi, “katanya.
Ia menjelaskan, meski perkembangan otak tidak terlalu signifikan setelah periode tersebut, namun bisa dianggap jangka waktu seribu hari sejak sel telur bertemu sperma.
“Seribu hari sel sperma ketemu sel telur, sampai lahir. Lalu lahir 23 bulan penuh, mungkin 24 bulan, atau kurang dari 1 detik, prinsipnya sama,” kata Hasto. dikatakan
Hasto berpesan kepada masyarakat, jika ingin anaknya menjadi hebat, salah satu faktor yang mempengaruhi adalah fase perkembangan otak pada seribu hari pertama kehidupan.
“Anak-anak harus selalu dijaga dengan baik dengan memperhatikan gizi dan kesehatannya untuk mencegah terjadinya stunting atau stunting,” ujarnya.
Selain itu, ia mengungkapkan ada faktor sensitif yang perlu diperhatikan, seperti lingkungan dan toilet yang harus baik dan higienis. BKKBN: Tumbuh Kembang Otak Anak Harus Diperhatikan Sejak 1.000 HPK
Hasto mengatakan, “Kalau makannya baik, kalau buang air besar sembarangan, berakibat diare yang berat dan lama, juga tidak baik, mengakibatkan kerusakan otak. Tidak berkembang”.