TAWANK – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Tasman angkat bicara terkait persoalan penyelamatan uang siswa Sekolah Dasar Negeri (SDN) Pakemitan 1 dan 3 di Kecamatan Ciawi, Kabupaten Tasman, yang disebut-sebut dibawa oleh mantan pejabat yang dikenal dengan inisialnya I-S. .
Misyar Bonowisanto yang menjabat Ketua OJK Tasikmalaya mengatakan, selama ini pemerintah dan perbankan memberikan bantuan untuk menyelamatkan uang mahasiswa. Sistem tersebut dinamakan Kejar, kependekan dari Rekening Pelajar, yang didalamnya terdapat sistem Tabungan (Sederhana). Rp800 Juta Tabungan Siswa SDN Digondol Kepala Sekolah, Begini Kata OJK
“Pemerintah dalam hal ini OJK juga merilis model serupa dengan sistem Kejar, yaitu satu rekening satu siswa. Produknya adalah tabungan siswa atau Simpel. Mencakup siswa SD hingga SMA,” kata Misyar. pada tahun 2023 Rapat di kantornya pada Selasa, 25 Juli. Wamendagri Kukuhkan 533 Calon Praja IPDN Angkatan XXXIV Jadi Praja Pratama
Misyar mengatakan, program Sederhana cocok untuk semua siswa mulai dari Taman Kanak-Kanak hingga Sekolah Menengah Atas (SMA). Pada paket Easy, pelajar tidak perlu khawatir karena biayanya sangat murah, mulai dari Rp 1.000. “Ditujukan untuk pelajar SD hingga SMA. Asalkan depositonya murah, tabungan pelajar bisa mulai dari Rp 1.000,” ujarnya.
“Sudah banyak yang mengaturnya, kalau mudah bisa dilakukan bersama-sama di sekolah atau sendiri-sendiri, dan orang tua ke bank untuk menabung untuk siswa. Siswa hanya perlu 5.000 rupiah untuk membuka rekening seperti biasa. lalu 1.000 di bank Islam Rupiah Indonesia. Mereka bisa menabung dan mereka sudah menjadi uang, tambahnya.
Diakui Misyar, program Simpel sudah lama berjalan di sekolah-sekolah yang bekerja sama dengan Pemerintah Daerah (Pemda) Puryan Timur dan Bank. Sebaliknya, OJK telah mengeluarkan pemberitahuan yang meminta mahasiswa untuk mengikuti program Sederhana.
“Program sederhana ini sudah diberikan ke sekolah-sekolah secara besar-besaran. Kami di Priangan Timur bekerja sama dengan 7 kota dan bank. Siswa suka menabung sejak usia muda, dan usianya masih muda,” ujarnya.
Pak Misyar meminta masyarakat, terutama orang tua dan sekolah, untuk menyimpan uangnya di bank. Tujuannya adalah untuk memastikan bahwa risiko dilindungi dan dipantau dengan baik oleh OJK. Berbeda dengan dikurung di sekolah yang keamanannya sulit diawasi.
“Kalau rencana bisnisnya, kita sudah punya. Sekarang tinggal sekolah lagi, bagaimana mendorong siswa untuk menabung ke bank. Kenapa kita harus ke bank? Ini masuk akal. Resikonya terjamin, ditentukan melalui OJK dan LPS, bukan hanya disimpan di guru atau sekolah yang sulit diawasi,” pungkas Misyar.
Sebelumnya, Sabtu, 22 Juli 2023 lalu, ratusan orang tua Sekolah Dasar Negeri (SDN) Pakemitan 3 di Kecamatan Ciawi, Distrik Taiheng, masuk ke sekolah tersebut untuk meminta pengembalian uang anaknya, yang disimpannya. Orang tua ini tidak dapat mengakses tabungan mereka. Ia tersesat oleh Kepala Sekolah (Kepsek).
Krisis tabungan pelajar ini telah terjadi sejak Juni 2023, dan dalam banyak kasus, orang tua yang memiliki pelajar mampu menarik tabungannya sebelum mereka siap. Namun pihak sekolah menjelaskan, unit tersebut diawasi oleh mantan kepala SDN 3 Pakemitan yang dikenal dengan inisial IS yang juga merupakan kepala SDN 1 Pakemitan terakhir. Rp800 Juta Tabungan Siswa SDN Digondol Kepala Sekolah, Begini Kata OJK
Ratusan orang tua anak sekolah yang marah berkumpul di GOR Desa Pakemitan Kidul untuk berdiskusi dengan perwakilan pihak sekolah, pengurus dan Dinas Pendidikan Kabupaten Tasheng, mereka ingin mengklarifikasi simpanan siswa yang berjumlah sekitar Rp 800 juta.
Laporan: Denden Ahdani OJK mengungkap bank telah memblokir 4.000 akun judi online dalam 3 bulan terakhir. Penutupan tersebut dilakukan untuk memenuhi ketentuan OJK guna menangani perilaku yang merugikan masyarakat serta merusak reputasi dan integritas sistem keuangan. giuseppezanotti.co.id 17 Desember 2023