giuseppezanotti – Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengakui persediaan vaksin Covid-19 di Indonesia minim dan sangat terbatas, hanya tersisa 1 juta dosis.
Pj Direktur Pengelolaan Imunisasi Kementerian Kesehatan, Bapak Prima Yosephine, mengatakan tidak ada vaksin yang ditinggalkan oleh pemerintah federal dan didistribusikan ke daerah. Sulit Dapat Vaksin Covid-19 Booster? Ternyata Stoknya Tinggal 1 Juta Dosis!
“Mungkin stok vaksinnya 1 juta kali lipat ya, di daerah, bukan di pusat. Vaksinnya kita kirim semua ke daerah, jadi di daerah,” kata Prima kepada giuseppezanotti, di Jakarta, sebelumnya. IDAI: Anak-Anak Jadi Kelompok Rentan Penyakit Saat Bencana Gempa Bumi
Menurut Prima, pemerintah federal belum menerima pengiriman vaksin dari luar negeri dan masih menunggu selesainya produksi vaksin dalam negeri. Vaksin Nusantara yang dikembangkan mantan Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto semakin dikenal masyarakat. Tanpa ragu, vaksin ini direview oleh jurnal internasional. (gambar pixabay/vaksin)
“Tetapi vaksinnya belum berakhir. Ini vaksinnya sudah datang sejak kemarin, ada yang bantuan luar negeri, ada yang kita beli, ada COVAX bantuan WHO,” kata Yosephine.
Situasi tersebut juga membuat masyarakat Indonesia sulit mengakses vaksin Covid-19, termasuk stimulus yang menjadi syarat perjalanan domestik dan internasional.
Jadi tidak seperti dulu yang bisa langsung disuntik saat datang ke Puskesmas. Saat ini, sebagian besar masyarakat diharuskan mendaftar untuk menghindari pemborosan vaksin karena jumlahnya sedikit dan jumlahnya terbatas. .
“Tapi sebenarnya tidak semua puskesmas kosong. Tidak kebanjiran seperti dulu,” lanjut Prima.
Oleh karena itu, Kementerian Kesehatan dapat membuat peta spesifik wilayah yang kebutuhan vaksinasi Covid-19nya tinggi, atau wilayah yang tingkat vaksinasi Covid-19-nya masih rendah. Sulit Dapat Vaksin Covid-19 Booster? Ternyata Stoknya Tinggal 1 Juta Dosis!
“Yang kita lakukan sekarang adalah pemetaan: provinsi mana saja yang vaksinnya masih banyak, tapi kecepatannya tidak terlalu cepat? Sekarang kita minta dialokasikan ke provinsi lain,” pungkas Prima.