giuseppezanotti Pasar saham Jakarta atau pasar Asia-Pasifik beragam karena investor memantau keputusan akhir Bank of Japan mengenai suku bunga pada tahun 2023 serta risalah pertemuan Reserve Bank of Australia pada bulan Desember.
Seperti diberitakan CNBC pada Selasa (19/12/2023), S&P/ASX 200 Australia naik 0,57%, melanjutkan penguatan setelah indeks tersebut menembus kenaikan beruntun enam hari pada hari Senin. Bursa Asia Beragam, Menanti Keputusan Kebijakan Bank of Japan
Setelah itu, Nikkei 225 Jepang naik sedikit, membalikkan penurunan sebelumnya. Sedangkan Topix turun 0,26 persen.
Kospi Korea Selatan melemah, sedangkan Kosdaq yang lebih kecil naik 0,67 persen setelah mencapai level tertinggi sejak 22 September.
Kontrak berjangka indeks Hang Seng Hong Kong mencapai 16.541. Hal ini mengindikasikan pembukaan yang lebih lemah dibandingkan dengan blok HSI 16629.23.
Menurut survei para ekonom, bank sentral AS diperkirakan akan mempertahankan kebijakan suku bunga negatifnya. Investor akan mewaspadai sikap BOJ terhadap kebijakan pengendalian kurva imbal hasil. Mau Jadi Negara Maju, Luhut Sebut Ekonomi Indonesia Harus Tumbuh 6 Persen
Risalah RBA menunjukkan Reserve Bank of Australia sedang mempertimbangkan apakah akan menaikkan suku bunga sebesar 25 basis poin atau membiarkannya tidak berubah, dan anggota dewan akhirnya memutuskan untuk mempertahankan suku bunga pada 4,35 persen.
Sebelumnya di pasar saham AS, S&P 500 dan Nasdaq Composite masing-masing naik 0,45% dan 0,61%, sedangkan Dow Jones Industrial Average datar.
Sementara itu, S&P 500 kini turun 1,2% dari level tertinggi sepanjang masa Januari 2022 di 4,796.56.
Bursa Efek Amerika Serikat (AS) atau Wall Street bergembira. S&P 500 naik karena pasar mempertahankan momentum yang terlihat selama tujuh minggu berturut-turut.
Sementara itu, Dow Jones Industrial Average tidak banyak berubah, hanya berakhir 0,86 poin atau 0,00 persen pada 37.306,02.
S&P 500 naik 0,45 persen menjadi 4.740,56, menurut CNBC. Nasdaq Composite naik 0,61 persen menjadi 14.904,81 unit.
S&P 500 sekarang turun 1,2% dari level tertinggi sepanjang masa Januari 2022 di 4,796.56.
Sektor komunikasi mengungguli S&P 500 yang naik 1,9 persen. Saham-saham teknologi seperti Meta Platforms naik hampir 3%, sementara perusahaan induk Google, Alphabet, naik lebih dari 2%.
Sementara itu, US Steel melonjak 26 persen setelah Nippon Steel dari Jepang mengatakan akan membeli perusahaan tersebut senilai $14,9 miliar.
S&P 500 membukukan kenaikan mingguan terpanjang sejak 2017. Total indeks pasar meningkat sebesar 3,8% selama sebulan.
Pada bulan Desember, Dow naik 3,8% dan Nasdaq naik 4,8%. Dow juga mencapai rekor tertinggi harian, sedangkan Nasdaq 100 mencapai penutupan tertinggi.
Sentimen investor berubah menjadi positif minggu lalu setelah Federal Reserve mengumumkan tiga kali penurunan suku bunga jangka pendek pada tahun 2024 di tengah melambatnya inflasi. Imbal hasil Treasury menurun dan imbal hasil Treasury 10-tahun turun di bawah 4%. Bursa Asia Beragam, Menanti Keputusan Kebijakan Bank of Japan
“Ini merupakan kelanjutan dari apa yang telah kita lihat sepanjang bulan ini, yaitu inflasi tampaknya turun, suku bunga turun, dan pendapatan sejauh ini datar,” kata Terry Sandon, kepala manajer ekuitas perusahaan tersebut. Manajemen Kekayaan Perbankan AS
Meski demikian, menurut Sandon, masih terdapat kekhawatiran investor menjelang tahun baru. Para ahli strategi memperkirakan adanya kelemahan dalam estimasi pendapatan karena perkiraan saat ini terlalu tinggi.
“Potensi tekanan terhadap pendapatan perusahaan, selain valuasi yang meningkat, merupakan faktor yang melemahkan prospek bullish kami,” tambah Sandon.
“Kami pikir pertarungan antara pasar bullish dan bearish akan tetap seimbang di tahun baru,” katanya.