giuseppezanotti, Jakarta – Google Maps dikabarkan akan mengakhiri mode mengemudi di layanannya. Secara keseluruhan, fitur ini membantu pengguna untuk berkonsentrasi lebih baik saat berkendara tanpa terganggu oleh aplikasi lain di ponsel.
Mode mengemudi di Google Maps memiliki antarmuka yang sangat sederhana yang meminimalkan gangguan saat pengguna sedang bepergian. Jadi, pengguna dapat menggunakan aplikasi ini dengan mengikuti perintah suara. Google Maps Punya Rencana Hapus Fitur Driving Mode, Ada Apa?
Hanya saja, seperti dikutip Business Today, Minggu (31/12/2023), Google disebut-sebut akan menghapus fitur tersebut dari Google Maps. Namun, belum diketahui alasan Google melakukan hal tersebut.
Dari beberapa laporan, kemungkinan besar Google akan menghapus fitur ini agar pengguna bisa lebih sering menggunakan Google Assistant, dibandingkan mode mengemudi di Google Maps.
Sementara itu, laporan lain dari 9to5Google menemukan dua thread dari Google yang terbukti terkait dengan perubahan tampilan aplikasi. Utas ini seharusnya terkait dengan Cara Berkendara di Google Maps untuk Android.
Untuk mengetahui beberapa fitur mode berkendara, simak daftarnya di bawah ini. Peta mengambil ukuran layar, menunjukkan rute dengan petunjuk arah yang jelas dan pemberitahuan waktu nyata. Tata letak mod ini akan menyembunyikan fitur-fitur yang tidak penting, seperti menu dan tombol untuk mengurangi kekacauan, serta membantu pengguna fokus saat mengemudi. Mode mengemudi otomatis diaktifkan saat pengguna mulai melakukan navigasi di Google Maps di ponsel. Pengguna juga dapat mengaktifkannya secara manual dengan mengetuk ikon roda kemudi di pojok kanan bawah aplikasi.
Baru-baru ini, Google telah menambahkan sesuatu yang baru pada fitur penghemat tempat parkir. Badai Vorteks Sebabkan Hujan Ekstrem di Jawa
Pada versi terbaru Google Maps untuk Android Auto, Google diam-diam menambahkan tombol baru yang memungkinkan pengguna menghemat tempat parkir saat tiba di tempat tujuan.
Tombol ini muncul ketika pengguna menavigasi ke lokasi tertentu dan muncul di layar arahan. Dengan mengklik tombol “Simpan Parkir”, informasi tersebut akan disimpan ke akun pengguna. Bahkan, ia akan mengirimkan pengingat (setidaknya di ponsel Android) keesokan harinya.
Ada pertanyaan tentang cara kerjanya, terutama apakah tombol tersebut memperhitungkan perjalanan panjang untuk menemukan tempat parkir setelah pengguna mencapai tujuannya. Namun, tombol ini merupakan tambahan baru yang sangat berguna pada aplikasi.
Namun belum diketahui apakah fitur baru ini akan tersedia untuk pengguna Maps Indonesia atau tidak. Untuk mengeceknya, pengguna dapat mengakses Play Store untuk melakukan pembaruan.
Sementara itu, mengutip The Indian Express, Rabu (20/12/2023), dalam postingan blognya, Google mengumumkan bahwa pengguna dapat melihat aktivitas terkini mereka di situs tertentu dan menghapus riwayat situs, termasuk pedoman dan apa yang mereka temukan.
Misalnya, jika pengguna mengunjungi suatu tempat di Google Maps, aplikasi akan menampilkan semua hal yang terkait dengan tempat tersebut. Kini pengguna diberikan opsi untuk menghapus seluruh data terkait situs tersebut.
Meski pengguna Google Maps telah menonaktifkan fitur riwayat lokasi di perangkatnya, Google mengatakan bahwa ‘timeline’ kini akan disimpan di perangkat pengguna.
Kini, pengguna juga memiliki opsi untuk menyimpannya ke cloud dalam mode cadangan. Selain itu, raksasa teknologi ini juga membuat beberapa perubahan pada lamanya waktu penyimpanan riwayat situs.
Secara default, bagian ini hanya menampilkan riwayat situs selama 90 hari terakhir. Nah, opsi ini disetel menjadi 18 bulan atau sekitar 548 hari.
Namun dengan pembaruan dari Google, pengguna aplikasi peta digital ini kini memiliki opsi untuk memperpanjang periode penyimpanan riwayat lokasi jika diinginkan.
Titik biru kecil yang menandakan lokasi seseorang di peta juga mendapat fitur baru.
Cukup dengan mengklik titik biru, Maps akan menampilkan apakah pengguna mengaktifkan Riwayat Lokasi atau Timeline, serta pemberitahuan jika perangkat tersebut dapat mengakses lokasi pengguna.
Google mengatakan bahwa pengguna akan mendapatkan notifikasi ketika pembaruan ini tersedia. Seiring berjalannya waktu, pembaruan ini akan diluncurkan secara bertahap ke seluruh pengguna Android dan iOS selama tahun 2024.
Di masa lalu, aplikasi Google Maps sering mendapat ulasan buruk dan misinformasi. Seperti diketahui, peta telah mendapat banyak pembaruan untuk membantu pengguna memeriksa informasi berdasarkan lokasi.
Oleh karena itu, Google menerapkan banyak upaya untuk mencegah publikasi konten yang melanggar kebijakannya.
Baru-baru ini, dalam postingan blog yang dibagikan pada hari Rabu, Google mengungkapkan bahwa mereka telah memantau tren yang tidak biasa dalam konten kontribusi pengguna. Google Maps Punya Rencana Hapus Fitur Driving Mode, Ada Apa?
Seperti dikutip dalam Gadgets 360, Rabu (29/11/2023) peluncuran tersebut bertepatan dengan peningkatan ulasan bintang satu dan laporan pencegahan penyalahgunaan bagi perusahaan.
Oleh karena itu, Google telah meninjau komentar yang melanggar kebijakannya dan menyelidiki akun yang memberikan ulasan tersebut.
Google juga berupaya melindungi tempat dan perusahaan menjelang masa kritis seperti pemilu untuk mengantisipasi peningkatan konten yang tidak relevan dan tidak relevan di Maps.
Perusahaan mengatakan pihaknya membatasi kemampuan sponsor untuk mengubah nomor telepon, alamat, dan informasi lainnya untuk mencegah kesalahan informasi.
Selain itu, Google juga menambahkan perlindungan jangka panjang terhadap kontribusi pengguna yang tidak berguna dan merugikan. Misalnya saja kesalahpahaman tentang tempat-tempat seperti kantor polisi dan penjara pada alat peta ini.
Jika kontribusi pengguna dibatasi, kontributor mungkin menerima pemberitahuan. Namun, pengguna tetap dapat mencari informasi mengenai suatu lokasi atau perusahaan, seperti nomor telepon, alamat, dan situs web.