Gejala COVID-19 JN.1 yang Picu Lonjakan Kasus di Singapura, Sudah Ada di Indonesia

giuseppezanotti, Jakarta – Direktur Teknis WHO Maria Van Kerkhove mengatakan jumlah kasus COVID-19 saat ini semakin meningkat di seluruh dunia.

“Penyakit ini kembali meningkat karena berbagai faktor. Virus SARS-CoV-2 terus berkembang, berubah dan menyebar di semua negara,” ujarnya dalam video yang diunggah ke akun Instagram centang biru WHO, Senin 18 Desember 2023. Gejala COVID-19 JN.1 yang Picu Lonjakan Kasus di Singapura, Sudah Ada di Indonesia

Menurut data yang dikumpulkan oleh situs baru Kementerian Kesehatan per Hingga 19 Desember 2023, terdapat 2.204 kasus aktif COVID-19 yang terkonfirmasi di Indonesia. Dari jumlah tersebut, 116 pasien berhasil sembuh, sedangkan dua pasien lainnya meninggal dunia.

Pada hari yang sama, Kementerian Kesehatan RI (Kemenkes) membenarkan ditemukannya COVID-19 varian JN.1 di Indonesia. Varian ini sebelumnya terdeteksi oleh Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika Serikat di 12 negara dan diyakini menjadi penyebab meningkatnya kasus COVID-19 di Singapura.

“Varian COVID-19 JN.1 ditemukan di Jakarta Selatan, Jakarta Timur, dan Batam di Kepulauan Riau,” kata Maxi Rein Rondonuwu, Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan, seperti dikutip, Rabu (Desember). 20 Agustus 2023) ). ). .

JN.1 Kasus COVID-19 pertama kali terkonfirmasi di Jakarta Selatan pada 11 November 2023, Jakarta Timur pada 23 November 2023, dan Batam pada 13 Desember 2023.

Maxi mengimbau masyarakat tetap waspada, mengikuti protokol kesehatan yang telah ditetapkan, dan selalu mengikuti informasi terkini dari otoritas kesehatan. Selain itu, penting untuk memahami gejala COVID-19 varian JN.1. 5 Rekomendasi Wisata di Jakarta Untuk Libur Sekolah dari Rumah Hantu hingga Aquarium

Berikut giuseppezanotti mengulas gejala COVID-19 JN.1 yang memicu lonjakan kasus di Singapura dan kini sudah sampai ke Indonesia pada Rabu (20 Desember 2023).

Berdasarkan laporan CDC tanggal 20 Desember 2023, gejala COVID-19 varian JN.1 tidak memiliki perbedaan yang signifikan dibandingkan varian lainnya. Secara umum, gejala COVID-19 JN.1 ringan dan memiliki ciri-ciri yang mirip dengan flu, pilek, atau infeksi saluran pernapasan. 1. Batuk

Ini merupakan gejala umum yang kerap menyertai infeksi saluran pernapasan, termasuk COVID-19. 2. Sakit tenggorokan

Ketidaknyamanan atau nyeri di tenggorokan bisa jadi merupakan tanda adanya infeksi. 3. Sakit kepala

Gejala tersebut dapat terjadi sebagai respons terhadap infeksi virus, termasuk yang disebabkan oleh varian JN.1. 4. Nyeri otot

Gejalanya bisa berupa rasa nyeri atau kelemahan pada otot-otot tubuh. 5. Demam

Peningkatan suhu tubuh yang diukur dengan termometer dapat menunjukkan adanya suatu infeksi. 6. Hilangnya rasa atau bau

Salah satu ciri khas COVID-19 adalah perubahan atau hilangnya kemampuan mengecap dan mencium. 7. Dingin

Beberapa orang yang terinfeksi mungkin mengalami gejala seperti hidung tersumbat atau rinorea. 8. Kelelahan

Ini adalah gejala umum pada banyak kasus infeksi virus. 9. “Brain Fog” (merasa kurang terjaga dan sadar)

Beberapa orang melaporkan “kabut otak” atau perasaan kurang fokus dan perhatian. 10. Sesak napas

Dalam beberapa kasus, kesulitan bernapas atau sesak napas mungkin terjadi. 11. Gejala gastrointestinal (nyeri perut, diare ringan)

Beberapa orang yang terinfeksi varian JN.1 juga melaporkan gejala gastrointestinal seperti sakit perut atau diare ringan.

Meski gejala COVID-19 JN.1 ringan, namun penting untuk tetap waspada dan mengikuti protokol kesehatan yang ditetapkan oleh otoritas kesehatan untuk meminimalkan risiko penyebaran. Jika ada yang mengalami gejala atau kekhawatiran, sebaiknya berkonsultasi dengan dokter atau menjalani tes COVID-19 sesegera mungkin.

Profesor Penyakit Menular di Vanderbilt University Medical Center, AS, William Schaffner, dikutip dari Today, menjelaskan varian JN.1 merupakan bagian dari kelompok Omicron. Selanjutnya JN.1 berasal dari BA.2.86, subline dari varian Omicron BA.2.

Anggap saja (varian ini) sebagai anak cucu Omicron. Mereka satu keluarga besar, tapi masing-masing punya kepribadiannya masing-masing, katanya. Gejala COVID-19 JN.1 yang Picu Lonjakan Kasus di Singapura, Sudah Ada di Indonesia

Di sisi lain, Andrew Pekosz, profesor dan wakil ketua Departemen Mikrobiologi Molekuler dan Imunologi di Sekolah Kesehatan Masyarakat Johns Hopkins Bloomberg, menjelaskan bahwa COVID-19 JN.1 memiliki mutasi tambahan pada protein lonjakan.

Protein lonjakan berperan penting dalam mengikat virus ke sel manusia dan berperan penting dalam kemampuan COVID-19 menginfeksi manusia. “Mutasi ini dapat mempengaruhi sifat pelepasan kekebalan dari JN.1,” jelas Pekosz.

Selain COVID-19, Maria Van Kerkhove menyoroti penyakit lain yang sedang menyebar di seluruh dunia. Situasi ini semakin mengkhawatirkan karena negara-negara dengan empat musim sudah memasuki periode musim dingin.

“Ya, yang beredar bukan hanya COVID-19. Ada juga flu, virus, dan bakteri lain yang membuat kita khawatir. Di beberapa wilayah di dunia, bulan-bulan musim dingin dimulai ketika orang-orang mulai berkumpul dan merayakan hari raya,” ujarnya.

Maria menjelaskan, saat orang berkumpul, mereka lebih banyak berdiam diri di dalam rumah. Hal ini sangat berbahaya jika sirkulasi udara kurang baik. Ia menekankan, dalam situasi seperti itu bakteri dapat dengan mudah menyebar melalui udara antar manusia atau terinfeksi.

You May Also Like

About the Author: Admin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *